SETIAP hari Jumat, para khotib di atas mimbar diwajibkan menyampaikan materi khotbah yang berisi pesan takwa (tausiyah bit-taqwa). Wasiat ketakwaan tidak bisa dilepaskan dari iman karena iman adalah pangkal atau sumber takwa.
Biasanya para khotib menyampaikan ayat: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.” (QS. Ali Imran: 102).
Allah SWT juga memerintahkan para hamba-Nya yang beriman agar tetap dan terus meningkatkan keimanan.
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (QS An-Nisaa': 136).
Menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi, dalam hadits riwayat Abu Shalih dari Ibn Abbas disebutkan, ayat di atas turun berkaitan dengan imannya beberapa orang Yahudi. Setelah masuk Islam, mereka menghadap Rasul SAW dan menyatakan:
“Wahai Rasul Allah kami beriman padamu, pada kitabmu, pada Musa, Taurat, dan Uzair. Namun kami menolak pada yang lain dari itu baik kitab-kitab, maupun para rasul yang lain).
Maka, Rasulullah Saw bersabda, “Bahkan, hendaknya kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad, beserta kitab-Nya, al-Qur’an, dan seluruh kitab yang diturunkan sebelum itu.” Mereka berkata, “Kami tidak akan melakukannya”. Maka turunlah ayat ini, kemudian mereka semua beriman.
Ayat di atas tentu tidak hanya berlaku bagi kaum Yahudi yang masuk Islam, tapi juga berlaku bagi seluruh umat manusia, khususnya orang-orang yang beriman alias umat Islam atau kaum Muslim
Dalam sejumlah kitab tafsir, di antaranya Tafsir Depag RI, Tafsir Jalalain, Tafsir Al-Maraghi, dan Tafsir Ibnu Katsir, ditegaskan, ayat di atas memerintahkan agar umat Islam senantias berketetapan dalam keimanan, juga senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan tersebut.
Maka, Rasulullah Saw bersabda, “Bahkan, hendaknya kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad, beserta kitab-Nya, al-Qur’an, dan seluruh kitab yang diturunkan sebelum itu.” Mereka berkata, “Kami tidak akan melakukannya”. Maka turunlah ayat ini, kemudian mereka semua beriman.
Ayat di atas tentu tidak hanya berlaku bagi kaum Yahudi yang masuk Islam, tapi juga berlaku bagi seluruh umat manusia, khususnya orang-orang yang beriman alias umat Islam atau kaum Muslim
Dalam sejumlah kitab tafsir, di antaranya Tafsir Depag RI, Tafsir Jalalain, Tafsir Al-Maraghi, dan Tafsir Ibnu Katsir, ditegaskan, ayat di atas memerintahkan agar umat Islam senantias berketetapan dalam keimanan, juga senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan tersebut.
KIAT MENJAGA & MENINGKATKAN IMAN
Seorang sahabat Nabi Saw, Hanzalah bin Abu Amir, pernah mengaku dirinya munafik. Pasalnya, ia merasa surga dan neraka itu deka hanya saat bersama Rasulullah Saw. Jauh dari Rasul, dirinya sering lupa.
Suatu hari, ia menyadari telah melalaikan Allah SWT. Maka, ia pun keluar rumah hendak menuju masjid. Dia yakin Rasulullah ada di sana.
"Hanzalah telah munafik! Hanzalah telah munafik!” katanya mencerca diri sendiri. Dalam perjalanan, Hanzalah bertemu dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Abu Bakar terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Hanzalah
“Apakah yang telah kau katakan ini, wahai Hanzalah?” tanya Abu Bakar.
“Apakah yang telah kau katakan ini, wahai Hanzalah?” tanya Abu Bakar.
“Wahai Abu Bakr, ketahuilah Hanzalah telah menjadi munafik. Aku ketika bersama Rasulullah aku merasakan seolah-olah surga dan neraka itu sangat dekat padaku. Aku menangis karena takut neraka. Namun. di rumah aku tertawa riang bersama anak-anak dan istriku... Aku telah menjadi munafik!” jelas Hanzalah
Abu Bakar pun kian terkejut. “Kalau begitu, aku pun munafik. Aku pun sama denganmu wahai Hanzalah!”
Kedua sahabat itu pun langsung menemui Rasulullah Saw. “Wahai Rasulullah, Hanzalah telah munafik.” Rasulullah bertanya. “Kenapa?”
"Ketika aku bersamamu ya Rasulullah, aku merasakan seolah-olah surga dan neraka itu sangat dekat. Aku pun menangis. Tapi, di rumah aku bergurau senda-gurau bersama anak-anak dan istriku. Tidakkah aku ini seorang munafik ya Rasulullah?”
Rasulullah tersenyum, lantas bersabda: “Demi yang jiwaku di tangan-Nya, andai kalian tetap seperti kalian di sisiku dan terus berdzikir, niscaya para malaikat akan berjabat tangan kalian, sedang kalian berada di atas tempat tidur dan di jalan raya, akan tetapi wahai Hanzalah, ada waktumu (untuk beribadah) dan ada waktumu (untuk duniamu)” (HR. Muslim).
Rasulullah tersenyum, lantas bersabda: “Demi yang jiwaku di tangan-Nya, andai kalian tetap seperti kalian di sisiku dan terus berdzikir, niscaya para malaikat akan berjabat tangan kalian, sedang kalian berada di atas tempat tidur dan di jalan raya, akan tetapi wahai Hanzalah, ada waktumu (untuk beribadah) dan ada waktumu (untuk duniamu)” (HR. Muslim).
Dari kisah di atas, maka di antara menjaga dan meningkatkan keimanan adalah sering-sering berada "bersama Rasulullah Saw". Tentu, maksudnya adalah mengkondisikan diri seperti kita tengah berada dalam majelis ilmu Rasulullah seperti para sahabat dulu, yakni Mengikuti Pengajian.
Selain itu:
- Sering membaca Al-Quran
- Bergaul dengan Orang-Orang Shalih
- Bergabung Grup dan Page Islami.
Namun demikian, sebagaimana Rasul sabdakan, kita tidak harus melupakan kehidupan dunia, bekerja, kuliah, dan sebagainya, asalkan selama aktivitas apa pun itu kita senantiasa mengingat Allah (dzikir) dan tidak melupakan kewajiban sebagai Muslim terutama shalat. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
@
Tagged @ Akidah
Tagged @ Ibadah
Tagged @ Kajian
Tagged @ Opini
Kamu sedang berada dipostingan Kiat Menjaga dan Meningkatkan Iman (Kisah Hanzalah Munafik), Kiat Menjaga dan Meningkatkan Iman (Kisah Hanzalah Munafik), Kiat Menjaga dan Meningkatkan Iman (Kisah Hanzalah Munafik), Kiat Menjaga dan Meningkatkan Iman (Kisah Hanzalah Munafik), Kiat Menjaga dan Meningkatkan Iman (Kisah Hanzalah Munafik), Kiat Menjaga dan Meningkatkan Iman (Kisah Hanzalah Munafik), Kiat Menjaga dan Meningkatkan Iman (Kisah Hanzalah Munafik) , Kiat Menjaga dan Meningkatkan Iman (Kisah Hanzalah Munafik)
0 comments:
Post a Comment - Kembali ke Konten