UMAT Islam di seluruh dunia akan terus mendapatkan ujian keimanan dari Allah SWT. Ujian iman bagi kaum Muslim ini bahkan muncul sejak agama Islam diturunkan ke bumi.
Allah SWT akan menguji kesungguhan keimanan kaum Muslim dengan banyak ujian sehingga diketahui siapa yang benar-benar beriman atau pura-pura beriman alias berbohong; siapa yang sabar, siapa yang kufur, siapa yang munafik, dan siapa yang siap berjihad atau yang lari dari medan jihad kerena lemah iman.
"Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan pendusta.” (QS Al-Ankabut [29]: 2-3).
"Apakah kalian mengira akan (dapat) masuk surga sedang belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta digoncang (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al-Baqoroh [2]: 214).
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Q.S. Ali Imron [3]: 142)
“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (Munafik) dari yang baik (Mukmin)…” (QS Al-Baqoroh [2]: 179).
Ujian Keimanan: Kesenangan dan Kesusahan
Secara umum, Allah SWT menguji keimanan kaum Muslim itu dengan dua jenis ujian, sebagaimana dinamika dan ketentuan yang berlaku dalam kehidupan di dunia:- Kesenangan atau kenikmatan
- Kesusahan atau kesengsaraan,
“Dan sungguh akan Kami uji (iman) kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqoroh [2]: 155).
Muslim atau mukmin yang benar-benar beriman, akan menghadapi ujian kesenangan dengan bersyukur, yaitu:
- Menyadari nikmat itu dari Allah SWT
- Secara lisan memuji-Nya --mengucapkan hamdalah, Alhamdulillah.
- Mempergunakan nikmat itu untuk ibadah dan kebaikan semata. Nikmat harta, misalnya, dengan cara mengeluarkan zakat, infak, sedekah, dan mendukung dakwah Islam.
"Karunia ini merupakan pemberian Rabbku untuk menguji imanku, apakah aku bersyukur atau aku kufur. Siapa bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, sedang siapa kufur, sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (QS An-Naml [27]: 40).
Ujian kesusahan dihadapi dengan sabar, yakni menyadari kesengsaraan itu datang dari Allah SWT sebagai adzab, balasan kemaksiatan, atau untuk meningkatkan keimanan dan membersihkan dosa-dosa. Kesusahan dihadapi juga dengan tobat dan mohon ampunan kepada-Nya (istighfar).
"Musibah berupa apa saja yang menimpa orang Muslim akan menyebabkan Alah menghapuskan dosanya, walaupun (musibah itu) hanya berupa duri yang menusuknya” (HR. Bukhari).
"Dan berikanlah berita genbira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: “Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya” (QS Baqoroh [2]: 155-156).
Ujian Keimanan: Perintah & Larangan
Ujian keimanan secara umum adalah perintah dan larangan Allah SWT. Dalam Islam ada hal yang wajib dilakukan, seperti dalam Rukun Iman dan Rukun Islam, dan ada hal yang tidak boleh dilakukan, seperti perbuatan keji dan menyekutukan Allah SWT:"Katakanlah: “Rabb-ku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu, dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-A’raf [7]: 33).
Ujian Keimanan: Sesuai dengan Kadar Iman
Allah SWT akan menguji seorang mukmin sesuai dengann kadar keimanannya:“Ya Rasulullah, manusia mana yang paling berat menanggungkan bala’ (ujian iman)?”. Jawab Nabi: “Para Nabi, kemudian yang seumpamanya. Kalau seseorang ringan (lemah) dalam din (agama)-nya, maka ia diberikan cobaan sesuai dengan kadar din-nya. Dan kalau agama seseorang kuat, maka kadar ujian iman yang Allah berlakukan terhadap dirinya berat. Senantiasa seorang hamba menerima bala’, sehingga dosanya hapus” (HR Bukhari).
Demikianlah jenis-jenis ujian keimanan bagi Umat Islam. Semoga kita dan senantiasa mampu menghadapinya dan lulus dari ujian-Nya. Amin...! Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*
@
Tagged @ featured
Tagged @ Iman
Tagged @ Islam
Tagged @ Ujian
Kamu sedang berada dipostingan Jenis-Jenis Ujian Keimanan bagi Umat Islam, Jenis-Jenis Ujian Keimanan bagi Umat Islam, Jenis-Jenis Ujian Keimanan bagi Umat Islam, Jenis-Jenis Ujian Keimanan bagi Umat Islam, Jenis-Jenis Ujian Keimanan bagi Umat Islam, Jenis-Jenis Ujian Keimanan bagi Umat Islam, Jenis-Jenis Ujian Keimanan bagi Umat Islam , Jenis-Jenis Ujian Keimanan bagi Umat Islam
0 comments:
Post a Comment - Kembali ke Konten