📆 Rabu, 21 Jumadil Akhir 1437H / 30 Maret 2016
📚 Tazkiyatun Nufus
📝 Ustadz Umar Hidayat M. Ag.
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁
💦Mari kita mengambil air dari sumber mata air keinsafan agar hidup semakin tergugah.
Ketika airmata menderas membasahi wajah dan hati kita, ini pertanda hadirnya saraf insaf.
🌷Pertobatan dan kesadaran yang puncak. Maka, di saat inilah segala sesuatu yang selama ini telah menggembok jiwa menjadi terbuka, menghasilkan ‘kekuatan’ yang siap untuk melejitkan potensi yang diri.
💦Sebijak mata air keinsafan, mari kita belajar dari pengalaman. Lantaran pengalaman mengajarkan. Menyajikan sesuatu yang terbaik untuk kita. Meski kita menjadi bodoh jika selalu menyimpan anggapan bahwa untuk mengambil pelajaran dari suatu pengalaman kita harus mengalaminya.
🍁Bukankah Allah telah menjelaskan kisah masa lalu untuk kita jadikan pengajaran. Dan ketika Allah mengabarkan apa yang akan terjadi esok, bukankah itu rambu-rambu sekaligus cita yang diharapkan manusia?
💧Seperti kisah Umar bin Khaththab masuk Islam. Berwatak keras dan bertubuh tegap, ciri khas Umar. Tak heran sebelum masuk Islam kaum Muslimin mendapatkan perlakukan kasar darinya. Sebenarnya perang batin itu bergemuruh selalu, antara mengagungkan ajaran nenek moyang, senang hiburan dan mabuk-mabukan, dengan kekagumannya terhadap ketabahan kaum Muslimin dalam mempertahankan keyakinan.
💦Sejernih mata air keinsafan. Melihat adik perempuannya Fatimah dan sang suami Sa’ad bin Zaid memeluk Islam, naik pitamlah Umar. Namun dari sikap beringas Umar kepada dua anggota keluarganya itu pula tak lama kemudian pintu hidayah terbuka untuknya. Hatinya tergetar membaca kalam Ilahi yang lembarannya dipegang oleh Fatimah.
💧Umar bergegas seraya menggenggam pedang menemui Muhammad Saw. Setelah berada di hadapannya, bertanyalah Rasulullah seraya memegang baju dan gagang pedang Umar.
“Engkau, wahai Umar, akankah terus begini hingga kehinaan dan azab Allah diturunkan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ? Ya Allah inilah Umar bin Khaththab, kokohkanlah Islam dengannya.”
💦Derai airmata keinsafan terus mengalir di sudut-sudut mata Umar mendengar kalimat-kalimat yang terhunus untuknya. Hatinya terus bergejolak memastikan kebenarannya karena ia tahu yang berucap adalah Muhammad sang al-amin.
💦Sederas airmata keinsafan, Umar lalu berucap, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah.”
💧Sejernih mata air keinsafan. Sekasar tamparan dan tendangan Umar kepada orang-orang yang dicintainya tak mampu menundukkan keimanannya, bahkan ia sendiri tersadarkan. Sekeras Umar akhirnya luluh mendengar firman-Nya.
🍁Maka dalam setiap perubahan yang terjadi pada manusia keinsafan adalah pintunya. Adapun airmata keinsafan menandainya. Inilah momentum seseorang akan bangkit dari keterpurukannya.
🌷Seperti Khalid bin Walid tersadar dengan masa lalunya. Seperti ketertarikan para tukang sihir raja Fir’aun yang akhirnya beriman mengikuti Musa.
🍃Seperti kita yang akan mengambil hikmah atas kesalahan-kesalahan masa lalu.
🍁Kesalahan yang Berhikmah
Dalam aroma keinsafan, apa pun airmata yang menetes di jalan Tuhan ini terasa melegakan hati kita. Airmata apa pun di jalan Tuhan begitu berarti. Lantaran Tuhan menjadi sumber mata air kehidupan kita. Setetes tetapi bermakna. Setetes tetapi melepaskan dahaga.
Setetes tetapi membangkitkan jiwa. Membangunkan mereka yang tertidur makin tak terasa. Mendorong gairah mereka yang sedang gontai keletihan di jalan Tuhan. Bisa menghibur mereka yang sedang dirundung duka. Atau mengingatkan saat-saat seseorang mulai lengah dari tugasnya. Bahkan, bisa menjadi tempat rehat orang-orang yang sehat. Obat bagi yang sakit.
💦Tafsir jalan lain menuju kesuksesan dunia, berdampak akhirat yang sesungguhnya.
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Q.s. Ali Imran [3]: 139)
💦Sebijak mata air keinsafan, luka itu tetap ada, meski kesalahan harus bisa diambil hikmahnya.
🍁Bukan saja untuk pelakunya, bahkan untuk kita semuanya. Bahwa kesalahan‐kesalahan kecil itu tidak selalu kecil. Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih besar. Bersamaan dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula. Maka, kesalahan kecil pun harus segera dibetulkan.
💦Jangan menangisi kesalahan. Menangislah lantaran kita terlambat mengambil sikap dalam menghadapi kesalahan.
💦Bertaubat dan segera menuju ampunan itulah jalan terbaik meraih kemuliaan.
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹
Dipersembahkan:
www.iman-islam.com
💼 Sebarkan! Raih pahala...
@
Tagged @ Materi
Tagged @ Tazkiyatun Nafs
Kamu sedang berada dipostingan Sumber Air Mata Keinsyafan, Sumber Air Mata Keinsyafan, Sumber Air Mata Keinsyafan, Sumber Air Mata Keinsyafan, Sumber Air Mata Keinsyafan, Sumber Air Mata Keinsyafan, Sumber Air Mata Keinsyafan , Sumber Air Mata Keinsyafan
0 comments:
Post a Comment - Kembali ke Konten