Update tentang islam dari beberapa penulis blog.

Dan Ibupun Mendapatkan Pahalanya (Tanggung Jawab Istri)

๐Ÿ“† Sabtu, 24 Jumadil Akhir 1437H / 2 April 2016

๐Ÿ“š KELUARGA

๐Ÿ“ Pemateri: Ustadzah Eko Yuliarti Siroj, S.Ag

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ

ุงู„ุฑِّุฌَุงู„ُ ู‚َูˆَّุงู…ُูˆู†َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†ِّุณَุงุกِ ุจِู…َุง ูَุถَّู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจَุนْุถَู‡ُู…ْ ุนَู„َู‰ ุจَุนْุถٍ ูˆَุจِู…َุง ุฃَู†ْูَู‚ُูˆุง ู…ِู†ْ ุฃَู…ْูˆَุงู„ِู‡ِู…ْ ูَุงู„ุตَّุงู„ِุญَุงุชُ ู‚َุงู†ِุชَุงุชٌ ุญَุงูِุธَุงุชٌ ู„ِู„ْุบَูŠْุจِ ุจِู…َุง ุญَูِุธَ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุงู„ู„َّุงุชِูŠ ุชَุฎَุงูُูˆู†َ ู†ُุดُูˆุฒَู‡ُู†َّ ูَุนِุธُูˆู‡ُู†َّ ูˆَุงู‡ْุฌُุฑُูˆู‡ُู†َّ ูِูŠ ุงู„ْู…َุถَุงุฌِุนِ ูˆَุงุถْุฑِุจُูˆู‡ُู†َّ ูَุฅِู†ْ ุฃَุทَุนْู†َูƒُู…ْ ูَู„َุง ุชَุจْุบُูˆุง ุนَู„َูŠْู‡ِู†َّ ุณَุจِูŠู„ًุง ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูƒَุงู†َ ุนَู„ِูŠًّุง ูƒَุจِูŠุฑًุง

“ Laki-laki itu adalah pemimpin atas perempuan dengan sebab apa yang telah Allah lebihkan sebagian kalian atas sebagian yang lain dan dengan sebab apa-apa yang mereka infaqkan dari harta-harta mereka. Maka perempuan-perempuan  yang shalihah adalah  yang qanitah (ahli ibadah), yang menjaga (kehormatannya) tatkala suami tidak ada dengan sebab Allah telah menjaganya. Adapun perempuan-perempuan yang kalian khawatirkan akan ketidaktaatannya maka nasihatilah mereka, dan tinggalkanlah di tempat-tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Akan tetapi jika mereka sudah mentaati kalian maka janganlah kalian mencari-cari jalan (untuk menyakiti) mereka, sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi dan  Maha Besar” (QS An-Nisa : 34).

Dan beginilah cara Allah SWT menyapa para perempuan. Dengan kata positif mengandung motivasi “maka perempuan-perempuan yang solihat”.  Agar tanggung jawab tidak terasa berat, Allah SWT menyapa mereka dengan sapaan yang sangat lembut....solihat. Kelembutan dan kesolihan seorang  perempuan,  menjadi bekal utama dalam penunaian tanggung  jawabnya.

1⃣ Ta’at pada suami

Ta’at yang dilandasi oleh cinta dan sayang bukan ta’at karena terpaksa. Akan  terasa begitu mudah dan indah sebagaimana qowwamah  yang dilandasi oleh cinta dan sayang. Keduanya berpadu menjadi sebuah  harmoni.
Ta’at  yang lahir dari orientasi, kehendak, keinginan dan cinta.

Prinsip-prinsip keta’atan:

✅ Bukan dalam maksiyat/melanggar aturan Allah.
Suami  boleh untuk meminta istrinya berdandan hanya didalam rumah    untuk   dirinya saja dan istri harus ta’at akan permintaan suaminya. Namun jika suami meminta istri untuk berdandan dan  tampil  di muka umum, maka istri wajib menolaknya karena bertentangan dengan perintah Allah SWT.   Aisyah RA menceritakan: seorang ibu  menikahkan anak gadisnya. Tiba-tiba rambutnya terjatuh. Lalu ia datang kepada Nabi SAW dan menceritakan kejadian itu kepada beliau. Ibu itu mengatakan bahwa suaminya menyuruh si ibu untuk menyambung rambutnya yang jatuh itu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Jangan engkau  ikuti perintah suamimu! Sesungguhnya Allah SWT melaknat wanita yang menyambung rambutnya.”

✅Ta’at  sesuai kemampuan.
Oleh karena itu suami harus faham kemampuan istrinya dan membantu agar  istri dapat  menunaikan kewajibannya.

✅ Keta’atan yang disertai dengan penghormatan dan respon positif  atas  keta’atannya itu.

✅ Keta’atan yang disertai dengan saling cinta dan kasih sayang yang lahir  dari lubuk hati terdalam.

✅ Keta’atan disertai musyawarah.

✅ Keta’atan diiringi dengan saling menasehati, berkorban dan berkomitmen untuk  menegakan      syari’at  Allah.

2⃣ Membesarkan dan mendidik anak
Dimulai sejak janin berada dalam kandungan (al-ahqaf:15).  Aisyah RA menceritakan: seorang  ibu datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya. Lalu aku memberinya tiga butir kurma. Sang ibu menyuapi anaknya masing-masing satu butir kurma. Lalu sang ibu membelah satu  butir kurma yang hendak ia makan,  untuk dibagi dengan anak-anaknya.  Aku terharu dan menceritakan peristiwa itu kepada Rasulullah SAW.  Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah wajib memasukan ibu itu ke dalam surga dan membebaskannya dari api neraka.” (HR Bukhari Muslim)

3⃣ Menata tugas-tugas rumah tangga
Seperti  Fathimah RA yang mengurus semua urusan dirumah suaminya Ali bin Abi Thalib RA juga Asma binti Abi Bakar RA yang mengurus semua keperluan keluarga dan keperluan suaminya. Bukan berarti bahwa istri yang harus melakukan  semuanya. Akan tetapi istri melakukan penataan. Ia bisa mendelegasikan tugasnya kepada khadimat  jika dirasa perlu.
Sebagaimana Fathimah RA yang meminta   seorang khadimat kepada Rasulullah SAW karena  pekerjaan yang harus dilakukan terlampau banyak dan ia merasa sudah sangat letih.

4⃣ Melayani suami
Apabila seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjangnya, lalu istri tidak mendatanginya, hingga dia (suaminya –ed) bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknatnya hingga pagi tiba.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ladang untuk menabung pahala Allah SWT siapkan bagi para ibu didalam rumahnya sendiri. Maka perempuan  solihat  yang qonitat (ta'at kepada suami)  dan hafidzot (menjaga   kehormatan dirinya) adalah mereka  yang berhak   atas pahala besar yang disediakan Allah SWT.

Wallohu a’lam bish showwab

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒน

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

๐Ÿ’ผ Sebarkan! Raih pahala...


@



Kamu sedang berada dipostingan Dan Ibupun Mendapatkan Pahalanya (Tanggung Jawab Istri), Dan Ibupun Mendapatkan Pahalanya (Tanggung Jawab Istri), Dan Ibupun Mendapatkan Pahalanya (Tanggung Jawab Istri), Dan Ibupun Mendapatkan Pahalanya (Tanggung Jawab Istri), Dan Ibupun Mendapatkan Pahalanya (Tanggung Jawab Istri), Dan Ibupun Mendapatkan Pahalanya (Tanggung Jawab Istri), Dan Ibupun Mendapatkan Pahalanya (Tanggung Jawab Istri) , Dan Ibupun Mendapatkan Pahalanya (Tanggung Jawab Istri)

0 comments:

Post a Comment - Kembali ke Konten

Dan Ibupun Mendapatkan Pahalanya (Tanggung Jawab Istri)