Update tentang islam dari beberapa penulis blog.

FATHERMAN (bag.1)

πŸ“† Sabtu, 02 Rajab 1437H / 09 April 2016

πŸ“š KELUARGA & PARENTING

πŸ“ Pemateri: Ustadz Bendri Jaisyurrahman
 (Twitter : @ajobendri)

πŸ“‹  FATHERMAN (bag.1)

πŸŒΏπŸŒΊπŸ‚πŸ€πŸŒΌπŸ„πŸŒ·πŸ€πŸŒΏ

Negeri ini sedang sekarat dan butuh pertolongan. Bukan karena bencana asap yang sempat berbulan-bulan membikin sesak. Sebab bagi sebagian penduduk negeri yang masih menjomblo, mereka sudah terbiasa bertahun-tahun merasakan hidup sesak tanpa pasangan. Bukan pula disebabkan ekonomi gonjang ganjing tanpa kepastian. Dimana indikator sederhananya nampak dari nilai tukar rupiah terhadap dollar yang sempat senilai nomor hotline delivery restoran fast food (if you know what i mean). Bukan. Bukan itu. Atau juga kisruh politik yang tak tentu arah terkait dengan kiprah MKD yang diragukan kredibilitasnya hingga terpaksa digantikan oleh MA. Ingat! MKD bukanlah Mami KrisDayanti dan MA juga bukan Mama Ashanti. Serupa tapi bukan itu maksudnya. Kisruh politik yang heboh belakangan ini meskipun menyebalkan, di sisi lain rakyat cukup terhibur lewat pentas aksi para politisi. Para punggawa politik itu tak ubahnya para pemain ILK (Indonesia Lawak Klub) yang memiliki slogan : mengupas masalah tanpa solusi. Berkumpul hanya untuk haha hihi.

Sekali lagi, negeri ini bukan darurat ekonomi ataupun politik. Sekaratnya negeri ini justru dilihat dari rusaknya sumber daya manusianya. Khususnya generasi mudanya. Tanpa disadari, kita sedang merencanakan kehancuran bangsa di masa depan jika membiarkan generasi muda saat ini melemah di berbagai sisi. Tak perlu uraian fakta panjang untuk ungkapkan hal tersebut. Kita semua tahu sama tahu. Sudah banyak berita tentang perilaku generasi muda kita di pelbagai media. Kenyataan di lapangan, banyak anak-anak muda yang hidup tanpa arah. Tak punya orientasi mau kemana mereka. Lebih mudah mengekor sana sini. Hidup untuk puaskan syahwat semata. Hingga perilaku merusak dan amoral dianggap biasa. Seks bebas dijadikan budaya. Maka muncullah tren cabe-cabean plus terong-terongan. Jangan dipikir ini bagian dari program pemerintah yang sedang menargetkan swasembada sayur-sayuran. Belum lagi fenomena remaja lelaki yang bertampang ade rai namun gemulai, gaya TNI namun perilaku bak hello kitty. Saat ini lelaki maskulin pencinta bedak vaseline makin menjamur. Banci dan gay tumbuh subur. Ada apa dengan negeri ini? Jreng jreng

Orang bijak mengatakan, daripada mengutuk kegelapan lebih baik mengutuk malin kundang anak yang durhaka. Ups..maksudnya daripada marah-marah di saat gelap maka lebih baik segera nyalakan lilin pengganti PLN untuk menerangi. Minimal lapor ke om fadjroel sang ‘juru PLN’ yang diangkat jadi komisaris BUMN. Situasi negeri yang mulai gaswat dan darurat parah habis ini -agak lebay dikit gakpapa ya?- sejatinya membutuhkan hadirnya pahlawan baru. Super hero yang siap hadir untuk menyelamatkan generasi muda harapan bangsa agar menjadi pribadi yang kokoh setegar Patung Pancoran di pusat kota Jakarta. Tidak berubah dari zaman ali sadikin hingga zaman aliando. Tetap istiqomah semenjak berjayanya koes plus sampai ke masa menjamurnya pijat plus plus. Inilah yang diharapkan dari remaja saat ini. Kokoh dan tegar. Tak mudah dipengaruhi dengan berbagai macam godaan di sekitar. Sehat fisik, akal dan batinnya.
Banyak ahli menyebutkan, rusaknya perilaku anak muda saat ini adalah buah dari kegagalan keluarga ‘memproduksi’ anak-anak yang tangguh. Hal ini erat kaitannya dengan pola asuh. Dan lebih spesifik lagi adalah peran ayah. Anak-anak ini mengalami gejala yang disebut father hunger. Lapar ayah. Kalau lapar nasi goreng masih bisa dipesan di warung sebelah, tapi kalau lapar ayah maka mutlak dipenuhi dari sosok super hero yang hadir jadi pelipur laranya.

Sambutlah sang pahlawan baru. Namanya Fatherman. Super Hero yang dibutuhkan saat ini. Kehebatannya melebihi superman, spiderman, salesman, indocement atau hanoman. Tak perlu menunggu kesamber petir atau digigit laba-laba untuk jadi pahlawan baru ini. Juga tak butuh kostum yang aneh-aneh semisal underwear yang dipakai di bagian luar ditambah inisial ‘S’ di dada. Orang bisa langsung menebak kalau ‘S’ yang dimaksud adalah Stress. Ya hanya orang stress yang bangga memakai CD di bagian luar. Fatherman tidak seperti itu. Untuk menjadi fatherman syaratnya cukup simpel. Jika Anda laki-laki dewasa yang siap mengasuh anak dengan segudang tanggung jawab di luar, maka Anda siap dilantik menjadi fatherman. Yang Anda butuhkan hanya skill dasar menjadi Fatherman sekaligus topi peran yang siap berganti tergantung situasi.

Topi peran ini ibarat kostum yang harus dimiliki seorang fatherman. Dengan topi ini fatherman bisa mendidik anak-anak agar menjadi pribadi yang tangguh. Topi ini juga bisa jadi senjata untuk menyelamatkan generasi muda saat ini dari kebingungan menghadapi tekanan zaman. Dimulai dari kepungan game online, pornografi hingga narkoba. Fatherman dengan kekuatan yang dimilikinya mampu menyelamatkan mereka. Rahasianya ada di topi ini yang akan dibahas lebih mendalam di bagian berikutnya. Apa saja topi yang dimaksud?
1. Topi Konselor
2. Topi Guru
3. Topi Pengasuh
4. Topi Motivator
5. Topi Entertainer
6. Topi Distributor
7. Topi Donor atau Donatur

Dengan ketujuh topi ini seorang Fatherman akan mampu mengatasi krisis moral di kalangan generasi muda. Mengubah generasi yang kerap dicaci menjadi generasi yang penuh dengan sanjungan dan puji.

Namun perlu diingat, setiap super hero ada kelemahannya yang bisa menjadi hambatannya dalam menunaikan tugas. Superman melemah terkena krypton. Batman takluk di tangan wanita bernama catwoman. Ini mungkin kelemahan hampir semua lelaki. Samson pun hilang kekuatannya saat rambutnya dicukur habis. Dalam versi betawi bahkan disebutkan rambut yang dimaksud adalah rambut ketiak. Hmmm... sepertinya samson masih bisa beralih jadi bintang iklan rexona jika sudah pensiun. Atau ultraman yang bakal pensiun dini kalau berendam di air terlalu lama. Ingat, ultraman kekuatannya bersumber dari listrik. Bisa rusak kalau kena air. Habis itu ketemu juragan madura. Jadilah potongan badan ultraman terperosok dalam timbangan. Tinggal dikiloin saja.

Demikian pula sosok fatherman. Memiliki musuh dan pantangan yang akan menghalangi tugasnya sebagai super hero. Dan pantangan terbesar fatherman adalah gadget alias HP atau tablet. Ya, begitu banyak sosok fatherman di era sekarang yang akhirnya tunduk tak berdaya di depan gadget. Anak dibiarkan main sendiri sementara sang pahlawan terbius permainan duel otak atau angry bird di layar gadget. Atau saat anak sedih dan butuh hiburan, sang fatherman nampak tunduk tak berdaya seperti terhipnotis. Sesekali cengengesan memandang layar gadget. Bayangkan betapa terlukanya anak. Di saat ia sedih, sang super hero yang dirindukan malah tertawa di atas penderitaan mereka. Ibarat penganten sunat yang tersepak bola tepat di bagian kemaluannya. Ngilu euy.

Wasiat pertama yang harus disampaikan kepada calon fatherman : berlatih sedari sekarang tuk menaklukkan saingan utama pengasuhan yakni gadget dan yang semisal dengannya. Mulai sepakati bersama pasangan kapan jam pemakaian, durasi, lokasi serta situasi dimana gadget ini boleh digunakan. Jika tidak, sehebat apapun jurus dan senjata seorang fatherman tuk selamatkan generasi saat ini, niscaya roboh dan tak berguna jika tak pandai menguasai benda mungil dan ajaib ini.

Jika Anda sudah berlatih mengendalikan pantangan sosok superhero ini, bersiaplah mendapatkan panggilan. Bukan dari KPK apalagi panggilan Yang Maha Kuasa. Ini panggilan khusus dari negeri sebagai alarm yang menandakan negeri ini butuh sosok pahlawan seperti Anda. Dan jawablah panggilan ini segera dengan ucapan : Aku OTW. Meski sebenarnya Anda masih memeluk guling di ranjang yang nyaman. Selamat datang Fatherman!

 (bersambung)

πŸŒΏπŸŒΊπŸ‚πŸ€πŸŒΌπŸ„πŸŒ·πŸπŸŒΉ

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

πŸ’Ό Sebarkan! Raih pahala...


@



Kamu sedang berada dipostingan FATHERMAN (bag.1), FATHERMAN (bag.1), FATHERMAN (bag.1), FATHERMAN (bag.1), FATHERMAN (bag.1), FATHERMAN (bag.1), FATHERMAN (bag.1) , FATHERMAN (bag.1)

0 comments:

Post a Comment - Kembali ke Konten

FATHERMAN (bag.1)