π Senin, 18 Rajab 1437H / 25 April 2016
π Tadabbur Al-Qur'an
π Dr. Saiful Bahri, M.A
π QS. Al-Qiyamah (Bag. 2)
πΏπΊπππΌππ·π
πAl-Qur’an Sumber Dakwah yang Dijaga
Al-Qur’an sebagai sumber yang membawa berita kebenaran tentang segala sesuatu. Termasuk diantaranya berita tentang hari kiamat; hari dibangkitkannya semua manusia untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatannya.
Mungkin karena inilah yang mendorong Nabi Muhammad hendak cepat-cepat menghafalnya. Mungkin karena takut lupa. Atau supaya beliau bisa cepat menguasainya kemudian segera disampaikan kepada umatnya. Tapi kemudian Allah menegur beliau. Allah yang memberikan kekuatan hafalan seseorang atau melemahkannya. Membuatnya cepat menguasai suatu hal atau sebaliknya.
π‘’Janganlah kamu gerakkan lidah mu untuk (membaca) al-Qur’an Karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya’’. (QS.75;16-19)
Karena itulah al-Qur’an benar-benar menjadi kitab yang dijaga Allah. Terjaga dari segala bentuk pemalsuaan baik dengan pengurangan atau penambahan bagian-bagiannya [7]. Karena itu, Allah menurunkan malaikat terbaik-Nya untuk mengajari Nabi Muhammad. Al-Qur’an disampaikan melalui talaqqi langsung Nabi saw kepada jibril as. Dan Nabi Muhammad baru diperbolehkan.
Membaca setelah jibril selesai membacanya. Orisinilitas inilah yang menjdi salah satu ciri dan karakteristik al-Qur’an, terutama bila dibandingkan dengan kitab-kitab Allah yang lain. Apalagi buku-buku buatan manusia atau modifikasi karya-karya sesat mereka
Namun demikian tak otomatis membuat manusia dengan mudah menerima atau mempercayainya. Tak sedikit yang mengingkari dan mendustakannya. Bahkan menghina dan merendahkannya.
πKelalaian yang Memperdayakan
Sikap angkuh dan masa bodoh yang mengambil manusia sebenarnya dipicu oleh kecintaannya yang sangat pada harta dan dunia ini. Sehingga ia benar-benar merasa seolah-olah ia akan hidup selamanya.
π‘’ Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia. Dan meninggalkan (kehidupan) akhirat’’. (QS.75:20-21)
Manusia bermegah-megahan dalam urusan dunianya. Sehingga kecintaanya pada materi dan kebendaan menjadi sangat menkristal dan sulit dikikis. Inilah sebuah penyakit yang disinyalir Nabi saw sebagai penyakit ‘’ al-Wahn’’ yaitu mencintai dunia dan terkejut mati. Dan saatnya kematian itu datang ia terperangah dan terkejut. Karena ia benar-benar tak memperkirakan sebelumnya. Bahkan mungkin ia berpikir akan hidup selama-lamanya.
Adapun orang yang beriman. Hari pertemuan dengan Tuhan-Nya adalah hari penantian yang sangat membahagiakan,
π‘’Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat’’. (QS.75:22-23).
Hari yang sempurna bagi orang-orang yang beriman. Karena mereka bisa melihat dan bertemu langsung dengan Allah. Tanpa ada hijab dan penghalang sedikit pun. Seperti sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, ‘’Kalian akan melihat Tuhan kalian dengan mata kalian’’[8]. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa itu terjadi tanpa penghalang sedikit pun. Dalam riwayat Abu Said al-Khudry lebih ditegaskan lagi.”…….Seperti melihat bulan pada malam bulan purnama yang tak terhalangi oleh awan” [9].
Karena itu orang beriman tidak pernah takut mati justru ia sangat mencintai kematian. Tergambar dalam sebuah hadits muttaqun ‘alaih,
π“Barang siapa yang mendambakan pertemanan dengan Allah, Allah pun mencintai pertemuan dengannya” (HR. Bhukhari Muslim)
Mari kita simak, bait-bait puisi yang disenandungkan Khubaib bin Zaid menjelang penyaliban yang dilakukan kepada orang Kuffar Quraisy. Ini adalah bait-bait keberanian yang tak sedikitpun menampakkan ketakutan akan datangnya kematian. Justru dengan lantang ia menantinya.
Takkan kupedulikan selama aku terbunuh dalam keadaan muslim
Bagaimanapun juga kematian di jalan Allah
Demikian keagungan Dzatnya
Ia berkehendak memberkahiku sesuka-Nya [10]
Kebalikan apa yang dialami oleh orang-orang yang mengingkari hari kiamat.
π‘’Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram. Mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat’’. (QS.75: 24-25)
Setidaknya tanda-tanda kemurkaan Allah telah mereka lihat. Mereka bisa merasakannya sebelum Allah benar-benar timpakan kepada mereka adzab-Nya. Dan hari itu semua penyesalan menjadi tidak berguna.
πTanda-Tanda Dari Allah
πΉBersambungπΉ
πΏπΊπππΌππ·ππΉ
Dipersembahkan:
www.iman-islam.com
πΌ Sebarkan! Raih pahala...
@
Tagged @ Al Qur'an & Tafsir
Tagged @ Al Quran dan Tafsir
Tagged @ Materi
Tagged @ Saiful Bahri
Kamu sedang berada dipostingan QS. Al-Qiyamah (Bag. 2), QS. Al-Qiyamah (Bag. 2), QS. Al-Qiyamah (Bag. 2), QS. Al-Qiyamah (Bag. 2), QS. Al-Qiyamah (Bag. 2), QS. Al-Qiyamah (Bag. 2), QS. Al-Qiyamah (Bag. 2) , QS. Al-Qiyamah (Bag. 2)
0 comments:
Post a Comment - Kembali ke Konten