👳Ustadz Menjawab
✏Ust. DR Wido Supraha
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹
Assalamualaikum wr wb, Ustadz dalam kajian tertulis "Hanya disurat ini kemudian ditegaskan secara berulang bahwa ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR, setuju? "
👆🏼kalimat itu maksudnya apa ya? Ada di Kalimat sebelum pembahasan 5 hal mencapai ats stabat.
Sy td cm cek aja apa salah tulis?? Soalnya dipakein huruf besar semua.
Ustadz :menurut ibu seharusnya redaksinya "Islam itu agama yang benar atau yang paling benar"
Penanya:
saya jawab semampu saya pak ustadz, Islam itu agama yang benar dan dpt dibenarkan, jd ya bisa dibilang Islam agama yg paling benar.
Jd yg benar yg mana pak Ustadz?
🍀Jawaban:
Bismillāh, Wa 'alaikum warahmatullāhi wa barakātuhu.
Terima kasih atas pertanyaan dari member A11 yang masuk, yang bermakna seluruh tulisan dari saya telah dibaca secara utuh, hanya saja kemungkinan besar membutuhkan penjelasan lebih utuh terkait kalimat bahwa "ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR".
Kalimat tersebut adalah kalimat yang secara tegas harus diyakini oleh setiap mukmin, sebagai konsekuensi iman. Latar belakang tulisan di atas memang redaksi dari beberapa kajian online yang telah saya sampaikan, sebagaimana kalimat tersebut telah saya sampaikan di banyak forum ilmiah seperti khutbah jum'at, majelis ta'lim ibu-ibu atau bapak-bapak, pengajian di musholla perkampungan, di kelas-kelas perkuliahan, dengan maksud hanya untuk menguatkan konsep ad-din sebagai bagian dari cara pandang kaum muslimin yang utuh (baca: Islamic Worldview).
Saya ingin mengingatkan diri ini, bahwa ber-Islam sejatinya adalah penghayatan. Kaum muslimin harus mulai masuk ke dalam tahap menghayati seluruh makna, dan senang berpikir secara mendalam, agar prinsip-prinsip inti nan kunci kita peroleh dari setiap kajian yang diberikan. Berpikir mendalam tidak ada hubungannya dengan filsafat yang dipahami kekinian, karena Islam juga dibangun atas unsur logika, ra'yu di bawah naungan wahyu. Itulah rahasia mengapa Allah ﷻ sering mengingatkan kita untuk mau dan terus berpikir, mengoptimalkan nikmat akal, agar kajian-kajian yang mengalir membawa manusia menuju 'alim, tidak sekedar 'abid.
Berpikir mendalam juga tidak ada kaitannya dengan profesi setiap manusia, karena setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk memaknai setiap pesan-pesan Ilahiyah. Inilah rahasia mengapa binaan-binaan seorang ustadz yang bernama Al-Banna, untaian kalimatnya mampu menggugah manusia yang mendengarnya meski pekerjaannya sangatlah biasa di dunia. Penghayatan dalam ber-Islam berkorelasi dengan pemaknaan setiap bahasa yang digunakan, inilah mengapa BAHASA menjadi penting untuk dikuasai, dirawat dan dilestarikan agar sentiasa mengandung serapan-serapan bahasa Arab yang maknanya begitu mendalam. Dalam perspektif ini, bahasa Melayu adalah di antara bahasa yang masih mampu merawatnya, sementara bahasa Indonesia mulai semakin berubah sebagian kata-kata dasarnya yang berasal dari Al-Qur'an dengan kata-kata yang hilang dan tercerabut dari makna Islam. Kata Agama menggantikan kata Ad-Din adalah contoh yang dapat diangkat dalam perspektif ini.
Rasulullah ﷺ telah mengingatkan kepada kita untuk berkata yang baik atau diam. Ini mengingatkan kepada kita, bahwa untaian kalimat yang keluar dari lisan kaum mukminin hendaknya adalah kalimat-kalimat yang telah dipikirkan akan dampaknya terlebih dahulu, kalimat-kalimat pilihan, kalimat-kalimat yang berbasis ilmu, kalimat-kalimat yang mendorong lahirnya ilmu. Terkadang kita temukan banyak manusia yang reflek berbicara memberikan pendapatnya tanpa dipikirkan dahulu, sehingga lahir kasus-kasus yang tidak disukai Nabi Saw. seperti ada yang merasa tersakiti, atau lucu dalam diskusi namun di atas kisah dusta, atau diskusi-diskusi penuh kesia-siaan, bahkan yang lebih tragis diskusi-diskusi yang bernilai maksiat di jalan Allah ﷻ.
Untaian kalimat "ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR" dalam pembahasan kita adalah untaian kalimat dengan latar belakang kajian tadabbur Surat Ali 'Imran, tadabbur ayat-ayat Qauliyah, tadabbur ayat-ayat yang mendorong manusia teguh (Ats-Tsabat) secara pemikiran dan amal, dalam ber-Islam. Islam sebagai Din dengan seluruh makna yang terkandung di dalamnya, bukan sekedar agama dalam makna yang ada dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Tadabbur ayat-ayat Ilahiyah tentunya harus sampai kepada pencapaian atas pesan-pesan kunci. Dalam konteks di atas, tentu kita bertanya, mengapa ya Allah ﷺ mengulang-ulang dalam beberapa tempat akan khususnya Islam? Di ayat mana saja itu?
Allah ﷻ berfirman,
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَـٰمُۗ
Sesungguhnya agama [yang diridhai] di sisi Allah hanyalah Islam. (Q.S. Ali 'Imran/3:19)
فَإِنۡ حَآجُّوكَ فَقُلۡ أَسۡلَمۡتُ وَجۡهِىَ لِلَّهِ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِۗ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡأُمِّيِّـۧنَ ءَأَسۡلَمۡتُمۡۚ فَإِنۡ أَسۡلَمُواْ فَقَدِ ٱهۡتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا عَلَيۡكَ ٱلۡبَلَـٰغُۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ (٢٠)
Kemudian jika mereka mendebat kamu [tentang kebenaran Islam], maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan [demikian pula] orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu [mau] masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan [ayat-ayat Allah]. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Q.S. Ali 'Imran/3:20)
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ (٨٥)
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu] daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Q.S. Ali 'Imran/3:85)
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ (١٠٢)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Q.S. Ali 'Imran/3:102)
Berdasarkan penegasan dari Allah ﷻ di atas, maka semakin yakinlah bahwa jalan keselamatan itu HANYA ada pada jalan ISLAM. Manusia yang mencari DIN selain ISLAM maka ia bukanlah jalan keselamatan.
***
Berikutya kita coba melihat dari perspektif terminologi BENAR. Apakah sebenarnya konsep BENAR dalam Islam? Apakah BENAR bisa lebih dari satu? Apakah baik pasti benar? Tentunya terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti ini tidak ada jalan lain bagi kita kecuali kembali menghayati kitab suci yang suci karena bersih dari noda perubahan manusia. Sejatinya, tujuan dari setiap kajian Islam adalah agar para penuntut ilmu mampu mengidentifikasi mana yang BENAR dan mana yang TIDAK BENAR. Sejatinya setiap kajian Islam adalah memberikan alat bagi penuntutnya agar dapat menjadi pegangan dalam ragam persoalan hidup di dunia. Inilah ciri khas ber-Islam yang bebas dari Taklid Buta dan sistem kependetaan, karena setiap manusia didorong untuk terus berpikir dan menghayati ajarannya.
Setiap kitab suci yang diturunkan-Nya adalah untuk tujuan yang sama, agar manusia mampu membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar. Allah ﷻ berfirman,
وَإِذۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡفُرۡقَانَ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ (٥٣)
Dan [ingatlah], ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab [Taurat] dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk. (Q.S. Al-Baqarah/2:53)
Jika ada yang mengaku mereka benar, maka ia dipersilahkan untuk menunjukkan mana kebenaran yang mereka maksudkan. Inilah rahasia mengapa Islam satu-satunya agama yang ilmiah, karena ia dibangun di atas dasar ilmu bukan hawa nafsu. Allah ﷻ berfirman,
وَقَالُواْ لَن يَدۡخُلَ ٱلۡجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ هُودًا أَوۡ نَصَـٰرَىٰۗ تِلۡكَ أَمَانِيُّهُمۡۗ قُلۡ هَاتُواْ بُرۡهَـٰنَڪُمۡ إِن ڪُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (١١١)
Dan mereka [Yahudi dan Nasrani] berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang [yang beragama] Yahudi atau Nasrani". Demikian itu [hanya] angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar". (Q.S. Al-Baqarah/2:111)
Dalam tadabbur kita terhadap ayat-ayat Surat Ali 'Imrān, karena memang surat ini diturunkan untuk menjaga ATS-TSABAT manusia, konsep BENAR inipun ditegaskan secara berulang. Allah ﷻ berfirman,
ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ (٦٠)
[Apa yang telah Kami ceritakan itu], itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Q.S. Ali 'Imran/3:60)
Allah ﷻ menegaskan bahwa BENAR itu dari-nya dan BENAR itu standarisasi yang perlu diketahui manusia telah ada di dunia, dan Al-Qur'an adalah standarisasi BENAR dimaksud, maka jangan lagi kita menjadi orang-orang yang ragu bahwa Islam adalah satu-satunya jalan yang benar. Allah ﷻ berfirman,
قُلۡ صَدَقَ ٱللَّهُۗ فَٱتَّبِعُواْ مِلَّةَ إِبۡرَٲهِيمَ حَنِيفً۬ا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (٩٥)
Katakanlah: "Benarlah [apa yang difirmankan] Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik. (Q.S. Ali 'Imrān/3:95)
Bagi kaum selain Islam, karena mereka menyadari bahwa ajaran mereka penuh persoalan, namun mereka tetap berupaya menunjukkan bahwa mereka LEBIH BENAR dari Islam, dalam hal ini Allah ﷻ berfirman,
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبً۬ا مِّنَ ٱلۡڪِتَـٰبِ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡجِبۡتِ وَٱلطَّـٰغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ هَـٰٓؤُلَآءِ أَهۡدَىٰ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ سَبِيلاً (٥١)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir [musyrik Mekah], bahwa mereka itu LEBIH BENAR (AHDA) jalannya dari orang-orang yang beriman. (Q.S. An-Nisā/4:51)
JALAN BENAR itu hanya ada satu, dan itu ada dalam Al-Qur'ān al-Karīm. JALAN BENAR itulah yang menjadi panduan manusia untuk bergerak dan memutuskan pilihan-pilihan hidupnya, bukan jalan lain, karena jalan lain, BUKAN JALAN BENAR. Allah ﷻ berfirman,
إِنَّآ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ بِٱلۡحَقِّ لِتَحۡكُمَ بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِمَآ أَرَٮٰكَ ٱللَّهُۚ وَلَا تَكُن لِّلۡخَآٮِٕنِينَ خَصِيمً۬ا
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang [orang yang tidak bersalah], karena [membela] orang-orang yang khianat. (Q.S. An-Nisā/4:105)
Maka Allah ﷻ pun kembali menantang penganut jalan hidup selain Islam, jika memang mereka meyakini ajaran mereka LEIH BENAR (ASHDAQU), sementara yang BENAR telah jelas, maka dipersilahkan untuk menunjukkannya. Inilah ciri Islam sebagai Agama Dialog. Allah ﷻ berfirman,
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ سَنُدۡخِلُهُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيہَآ أَبَدً۬اۖ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقًّ۬اۚ وَمَنۡ أَصۡدَقُ مِنَ ٱللَّهِ قِيلاً۬ (١٢٢)
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang LEBIH BENAR (ASHDAQU) perkataannya daripada Allah? (Q.S. An-Nisā/4:122)
Maka Allah ﷻ mengajak kita bukan kepada agama YANG PALING BENAR, tetap kepada agamma YANG BENAR, agama yang diridhoi-Nya sebagai bentuk cinta-Nya kepada hamba-Nya.
إِنِّى وَجَّهۡتُ وَجۡهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفً۬اۖ وَمَآ أَنَا۟ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (٧٩)
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada AGAMA YANG BENAR, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Q.S. Al-An'ām/6:79)
وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدۡقً۬ا وَعَدۡلاً۬ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِهِۦۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ (١١٥)
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu [Al Qur’an, sebagai kalimat YANG BENAR dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-An'ām/6:115)
ذَٲلِكَ جَزَيۡنَـٰهُم بِبَغۡيِہِمۡۖ وَإِنَّا لَصَـٰدِقُونَ (١٤٦)
Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar. (Q.S. Al-An'ām/6:146)
قُلۡ إِنَّنِى هَدَٮٰنِى رَبِّىٓ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ دِينً۬ا قِيَمً۬ا مِّلَّةَ إِبۡرَٲهِيمَ حَنِيفً۬اۚ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (١٦١)
Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, [yaitu] AGAMA BENAR (DINUN QAYYIMUN); agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik". (Q.S. Al-An'ām/6:161)
***
Terma BENAR melahirkan lawan maknanya, dan Allah ﷻ menegaskan bahwa selain BENAR ia adalah BATHIL.
فَوَقَعَ ٱلۡحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (١١٨)
Karena itu nyatalah yang BENAR dan batallah yang selalu mereka kerjakan. (Q.S. Al-A'rāf/7:118)
Allah ﷻ menugaskan Rasul-Nya dan tentunya umat penerus dakwahnya agar memenangkan AGAMA YANG BENAR (DINUL HAQQ) ini di atas agama yang lain, agama yang tidak benar, maka lahirlah kompetisi dalam dakwah, agar DINUL HAQQ ini menjadi pemenang, dan Allah ﷻ akan melihat upaya-upaya manusia dalam memenangkannya, bukan hasil dari upayanya.
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى ٱلدِّينِ ڪُلِّهِۦ وَلَوۡ ڪَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ (٣٣)
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya [dengan membawa] petunjuk [Al Qur’an] dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (Q.S. At-Taubah/9:33)
Ats-Tsabat dalam memenangkan agama yang benar membutuhkan kesungguhan sekaligus kebersamaan bersama orang-orang yang benar. Allah ﷻ berfirman,
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّـٰدِقِينَ (١١٩)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Q.S. At-Taubah/9:119)
Kesungguhan manusia dalam memperjuangkan YANG BENAR akan dikokohkan-Nya sehingga YANG BENAR itu akan tegak.
وَيُحِقُّ ٱللَّهُ ٱلۡحَقَّ بِكَلِمَـٰتِهِۦ وَلَوۡ ڪَرِهَ ٱلۡمُجۡرِمُونَ (٨٢)
Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai [nya]. (Q.S. Yunus/10:82)
وَأَتَيۡنَـٰكَ بِٱلۡحَقِّ وَإِنَّا لَصَـٰدِقُونَ (٦٤)
Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. (Q.S. Al-Hijr/15:64)
فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۖ إِنَّكَ عَلَى ٱلۡحَقِّ ٱلۡمُبِينِ (٧٩)
Sebab itu bertawakkallah kepada Allah ﷻ, sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata (HAQQUL MUBIN). (Q.S. An-Naml/27:79)
***
Terma BENAR juga melahirkan lawan makna selain BATHIL, yakni SESAT. Allah ﷻ menegaskan bahwa selain BENAR ia adalah BATHIL. Allah ﷻ menggunakan kata tunggal untuk menegaskan bahwa BENAR itu hanya satu, dan menggunakan kata jamak untuk SESAT untuk menegaskan bahwa jalan SELAIN BENAR, JALAN SESAT itu banyak.
فَذَٲلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَمَاذَا بَعۡدَ ٱلۡحَقِّ إِلَّا ٱلضَّلَـٰلُۖ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ (٣٢)
Maka [Zat yang demikian] itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan [dari kebenaran]? (Q.S. Yunus/10:32)
Allah ﷻ menginginkan manusia tetap berada di JALAN BENAR, karena selain selainnya adalah jalan yang akan membawa kepada KESEDIHAN. JALAN BENAR adalah jalan cahaya yang membawa kepada Kebahagiaan Hakiki. Inilah rahasia mengapa Allah ﷻ menggunakan kata tunggal juga untuk cahaya (Nur) dan terdapat satu ayat yang berbicara tentang bahagia, happiness (As-Sa'adah).
يَوۡمَ يَأۡتِ لَا تَڪَلَّمُ نَفۡسٌ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ فَمِنۡهُمۡ شَقِىٌّ۬ وَسَعِيدٌ۬ (١٠٥)
Di kala datang hari itu, tidak ada seorangpun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (Q.S. Hud/11:105)
***
Hingga disini, kita sudah memahami Konsep DINUL HAQQ (AGAMA BENAR), bukan Agama yang paling benar. Kata 'Paling' dalam bahasa Indonesia masuk dalam kategori Superlatif, dan menurut KBBI, Superlatif (/su·per·la·tif/) adalah tingkat perbandingan yang teratas. Dalam konteks PALING BENAR, maka ini menunjukkan bahwa posisinya akan berada paling atas dari seluruh yang benar. Pertanyaannya adalah apakah memang ada yang benar selain Islam? Jika tidak ada, maka mengapa kita masih bersikukuh bahwa Islam Agama Yang Paling Benar?
Bagian sebagian manusia mungkin hal ini dianggap sebagai semantic game, namun hakikatnya, kalimat ISLAM AGAMA YANG PALING BENAR, mengandung persoalan besar dalam tema iman, dan seluruh firman Allah terkait terma BENAR di atas telah menjelaskan kepada kita bahwa seorang mukmin dengan Aqidah-nya yang lurus, harus mengatakan bahwa ISLAM AGAMA YANG BENAR. Seorang mukmin tentu menyadari secara jelas, bahwa kalimat ISLAM AGAMA YANG BENAR mengandung keyakinan pada saat yang bersamaan, bahwa selain Islam adah AGAMA YANG TIDAK BENAR, BATIL dan SESAT, tidak membawa kepada HUDA. Namun ini adalah konsep iman tertanam di dalam hati, dan ini tidak ada korelasinya sama sekali dengan perasaan sebagian manusia yang merasakan dirinya paling benar, sebagaimana ini tidak ada korelasinya sama sekali dengan perilaku sebagian manusia yang tidak toleran atas perbedaan iman. Surat Ali 'Imran penting dihayati karena Nabi ﷺ mampu memadukan antara konsep iman yang utuh dan muamalah kepada non-muslim dengan sangat baik.
Jika ada di antara mukmin yang merasa risih dengan kalimat di atas, saya sarankan untuk lebih memaknai penggunaan kata ini. Kalimat ini tidaklah multi-tafsir, dalam bab Aqidah, Islam berbicara tegas dan jelas, Al-Qur'an menyadarkan kepada kita akan penggunaan gaya bahasa yang jelas dan tegas, AGAMA BENAR, bukan AGAMA PALING BENAR. Ini kalimat sederhana yang semestinya dapat segera dipahami bersama penghayatan kita dalam ber-Islam.
Jika ada di antara mukmin yang mendahulukan emosi terhadap pelajaran-pelajaran penting dan inti dari sebuah ilmu, saya sarankan untuk refleksi bersama, sudahkah kita memiliki TSIQAH kepada pemateri, karena ini syarat awal dalam menerima ilmu. Setiap manusia dalam hidupnya selalu berada dalam dua posisi yang bergantian terus menerus, terkadang menjadi guru terkadang menjadi murid, kedua-duanya posisi yang akan terus dialami setiap manusia hingga akhir hidupnya. Emosi akan menutupi pintu ilmu. Ketika syarat Tsiqah telah hadir, maka terhadap sesuatu yang kita belum pahami esensinya, maka dahulukan perasaan ingin tahu, dan dahulukan Adab dalam Menuntut Ilmu. Boleh jadi ilmu yang disampaikan mengandung kesalahan, namun boleh jadi juga sebuah ilmu yang disampaikan mengandung kesulitan untuk dipahami, maka bertanya adalah bagian dari proses transmisi ilmu, sebagaimana diskusi hikmah akan melahirkan cahaya ilmu.
Jika ada di antara mukmin yang mendahulukan labelisasi terhadap seseorang yang kalimat-kalimatnya berbeda atas pemahamannya, maka dahulukan semangat ilmu, karena terburu-buru dalam labelisasi akan membawa kepada keburukan yang besar. Terkadang kita mudah melabeli seseorang dengan label Syi'ah, sementara kita belum memiliki kemampuan mengidentifikasi mana Syi'ah dan mana Ahlus Sunnah, itulah mengapa saya pernah menulis 'Siapakah Syi'ah?'. Terkadang kita mudah melabeli seseorang dengan label lainnya, sebelum kita bertanya lebih dahulu, dan dalam banyak kasus yang saya temui, terburu-buru dalam labelisasi melahirkan dampak keburukan yang besar.
***
Demikianlah uraian panjang ini disampaikan. Atas nama kebenaran, semoga kita sentiasa berada di jalan yang benar. Dalam meniti jalan yang benar dibutuhkan kebersamaan untuk saling menasihati dalam hal yang benar (tawashau bil-haqq), agar benar itu melahirkan cahaya dan bahagia, karena ilmu yang tidak lagi berhijab menyinari qalbu kita dan menerangkan akal manusia sehingga tercerahkan dan kemudian mencerahkan manusia lain di sekitarnya. Saya akhir dengan satu aqidah Ahli Sunnah wa al-Jama'ah, "haqaiq al-asy-ya' tsabitah wa al-'ilmu biha mutahaqqiqun", hakkat setiap perkara adalah tetap dan ilmu mengenainya dapat dicapai.
Hadanallaahu wa iyyakum ajma'in,
Wassalamu 'alaikum warahmatullah,
Dr. Wido Supraha
supraha.com
Wallahu A'lam
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹
Dipersembahkan oleh:
www.iman-islam.com
💼 Sebarkan! Raih pahala...
@
Tagged @ Materi
Tagged @ Tanya Jawab
Tagged @ Wido Supraha
Kamu sedang berada dipostingan ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR?, ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR?, ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR?, ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR?, ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR?, ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR?, ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR? , ISLAM BUKAN AGAMA YANG PALING BENAR?
0 comments:
Post a Comment - Kembali ke Konten